Enter your keyword

Agricultural Engineering Bali Excursion 2015 : KNK Bali Agroplasma

Agricultural Engineering Bali Excursion 2015 : KNK Bali Agroplasma

Agricultural Engineering Bali Excursion 2015 : KNK Bali Agroplasma

KNK Bali Agroplasma merupakan perusahaan yang dibentuk dengan latar belakang keinginan sekelompok petani untuk menciptakan pertanian ramah lingkungan, sehat, dan bersahaja. Tidak hanya untuk petani, tetapi juga untuk masyarakat yang notabene menjadi konsumen hasil produksi pangan mereka. Sebagai sebuah badan usaha, KNK Bali Agroplasma memiliki visi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan berkucukupan dengan didasari kerjasama.

Dalam mencapai visi tersebut, KNK Agroplasma membentuk kelompok tani (Paguyuban Petani Peduli Lingkungan) dengan berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan agribisnis yang terkemuka baik dalam skala nasional maupun internasional, terpercaya, dan memiliki keunggulan yang kompetitif di pasar global. Salah satu bentuk pergerakan dari KNK Bali Agroplasma yakni dengan cara mengambil hasil produksi petani, membantu memasarkan hasil produksi ke pasar atau pedagang besar, dan mengarahkan petani untuk terus menggunakan pupuk organik dan tidak menggunakan pestisida kimia. Hal ini dikarenakan efek racun akibat residu pestisida dalam makanan yang dikonsumsi apabila diatas 12 ml maka dapat mengakibatkan penyakit berat seperti kanker, hepatitis, atau penyakit berat lainnya pada saat mencapai usia 50 tahun. Sehingga untuk menghasilkan beras yang sehat maka dibutuhkan pupuk yang sehat pula. KNK Agroplasma memiliki tagline khusus yakni “Be Organic, Go Green, Save Our Planet”.

KNK Bali Agroplasma berupaya untuk terus memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk segera mencintai alam dan lingkungan dengan tidak meracuni tanah ibu pertiwi melalui pembunuhan hama menggunakan bahan kimiawi. Melalui pola tanam yang sangat sederhana dan mengedepankan persahabatan dengan alam, Paguyuban Petani Peduli Lingkungan berusaha untuk meminimalkan semua bentuk pembunuhan terhadap hama dan serangga yang mengganggu tanaman. Melalui pengembangan model pertanian bernuansa ekologis dan ramah lingkungan, diterapkanlah penggunaan pestisida dan pupuk berbahan dasar organik. Buah nimba dipilih untuk selanjutnya difermentasi dan dijadikan sebagai pestisida alami. Adapun sisa daun, pembabatan lahan, serta sayuran dikelola untuk dijadikan pupuk organik yang diharapkan dapat mengembalikan kesuburan tanah.

Pestisida organik secara alami dan terpadu diolah sehingga bersifat multiguna. Penggunaannya tidak hanya untuk memberantas hama saja tetapi difokuskan pada pencegahan dan perlindungan tanaman serta pengondisian agar tanaman kuat terhadap serangan hama. Adapun cara kerja dari pestisida yang diproduksi oleh KNK Bali Agroplasma, tidak untuk membunuh hama tanaman, tetapi mengkondisikan hama agar tidak mau makan ataupun menyerang tanaman, sehingga secara perlahan hama tersebut akan pindah ke tempat lain atau mati dengan sendirinya di tempat karena kelaparan.

Selain pestisida organik, terdapat pula pupuk organik yang diproduksi oleh KNK Bali Agroplasma. Pupuk tersebut dibagi ke dalam dua jenis, yakni pupuk padat dan juga pupuk cair. Dalam produksi pupuk organik, hal terpenting yang harus dipersiapkan adalah bahan baku, fermentasi, dan proses pengerjaan. Salah satu bahan yang merupakan komponen utama dalam pembuatan pupuk organik adalah kotoran hewan ternak (khususnya sapi). Kotoran sapi didapat dari peternak sapi yang ada di daerah sekitar Mengwi (Badung) dan juga sapi hasil bantuan dari gubernur sebanyak 10-50 ekor. Penggunaan kotoran ternak ini perlu diperhatikan karena gas metana serta mikroba patogen yang ada dapat menjadi racun bagi tanaman, sehingga diperlukan suatu perlakuan khusus untuk menghilangkan faktor penghambat tersebut. Salah satu cara untuk menghilangkan gas metana dan mikroba patogen tersebut yakni dengan menambahkan mikroba ke dalam kotoran hewan ternak yang sedang diproses tersebut. Penambahan mikroba yang bersifat antagonis dapat berfungsi sebagai penghambat terhadap mikroba patogen. Sedangkan penambahan mikroba yang memiliki sifat sebagai pendegradasi senyawa beracun dapat berfungsi dalam mengikat senyawa toksik yang kemudian diubah menjadi partikel nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.

Salah satu mikroba antagonis yang dapat memparasiti mikroba patogen dalam kotoran sapi adalah Trichoderma harzianum. Adapun jumlah sel Trichoderma yang terkandung dalam kotoran hewan minimal 103 dan untuk pengendalian patogen minimal harus mengandung 106. Untuk memastikan bahwa mikroba patogen sudah tidak ada dalam pupuk, dapat dilakukan dengan mencium aroma pupuk yang sudah tidak berbau. Hal tersebut dapat menunjukan bahwa proses pembusukan sudah selesai, atau jika disebarkan benih, benih mampu berkecambah yang menunjukan bahwa pupuk sudah dapat digunakan.

Apabila kotoran hewan sudah diproses, dilakukan penyiapan untuk proses selanjutnya yakni fermentasi. Dalam proses fermentasi, kotoran hewan ditambahkan dengan sisa tanaman dan juga bakteri penambat nitrogen, Azotobacter. Komposisi yang ideal untuk pembuatan pupuk organik adalah 30% kotoran ayam, 50% kotoran sapi, serta 20% sekam dan serasah. Proses fermentasi dilakukan selama kurang lebih 42 hari hingga suhu nya mencapai 80oC. Setelah itu, dilakukan pengelolaan suhu hingga mencapai keadaan stabil. Apabila suhu sudah mencapai keadaan stabilnya maka pupuk sudah dapat diaplikasikan ke tanah untuk menyuburkan tanaman. Pupuk yang sudah jadi dapat diaplikasikan minimal 3 hari sebelum tanam. Didapati bahwa dalam setiap Ha membutuhkan 2.5 ton pupuk organik.

Dalam melakukan pengujian pupuk yang diproduksinya, KNK Bali Agroplasma menggunakan lahan sawah seluas 1200 Ha yang berada di tengah area lahan pertanian kovensional untuk menerapkan sistem pertanian organik menggunakan pupuk hasil produksinya. Penggunaan sistem pertanian organik sudah dilakukan selama 6 kali musim tanam padi. Pada saat area sawah diserang hama (Wereng Coklat) dan banyak hasil tani yang habis, sawah denga sistem pertanian organik hanya mengalami kerusakan sebesar 40%, sehingga 60% nya masih mampu dilakukan pemanenan.

Hasil produksi yang sudah diujikan dan layak untuk dipasarkan, didistribusikan dengan cara diambil oleh dinas pertanian provinsi, dijual langsung ke petani, atau diambil oleh para pekerja free lance. Selain itu, pihak KNK Bali Agroplasma juga melakukan penyuluhan terhadap petani-petani yang baru terjun ke dalam dunia pertanian organik, sehingga pencapaian menuju kesejahteraan bersama perlahan dapat diwujudkan.

No Comments

Post a Comment

Your email address will not be published.

X