[:id]Mengenal Annisa Marwah Zulkarnain, Mahasiswa Berprestasi Prodi Rekayasa Pertanian Tahun 2018[:en]Get to Know Annisa Marwah Zulkarnain, Agriculture Engineering Major’s High Achiever Student of 2018[:]
[:id](Penulis : Fakhira Rifanti Maulana, S.T.)
Di awal tahun 2018, program studi Rekayasa Pertanian ikut serta dalam rangkaian pemilihan mahasiswa berprestasi (PILMAPRES) tingkat nasional dari Kemenristek Dikti. Setelah melalui berbagai tahap seleksi program studi, Annisa Marwah Zulkarnain terpilih sebagai mahasiswa berprestasi Rekayasa Pertanian tahun 2018.
Kontribusi Besar untuk Kampus
Annisa Marwah Zulkarnain merupakan mahasiswi Rekayasa Pertanian angkatan 2015 yang memiliki semangat tinggi untuk berinovasi dan berkarya. Perempuan yang lahir di Jakarta pada 25 November 1997 ini, mengaku resah terhadap kondisi anak muda yang cenderung pasif sehingga ketertarikannya pada millenials youth program membuatnya terkenal aktif di sejumlah kegiatan. Sejak menginjak bangku perkuliahan, Annisa ikut serta dalam beberapa organisasi dan kepanitiaan seperti Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, Kampanye Pemilu Raya (PEMIRA) KM ITB, Wisuda ITB dan acara orientasi kampus yaitu INTEGRASI ITB. Bahkan, di tahun 2016 Annisa juga mengajukan diri sebagai ketua pemilu di Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian ‘Agrapana’ ITB. Bagi Annisa, pengalaman baru tersebut mendorongnya untuk belajar lebih banyak tentang organisasi yang dibantu oleh pengetahuannya saat berkegiatan di tingkat pertama. Saat ini, ketertarikannya pada isu kampus terpusat membawa Annisa bergabung sebagai Tim Senator HIMAREKTA ‘Agrapana’ ITB dan ia berharap dapat menggali minatnya lebih jauh tentang pemahaman sistem dan politik kampus di tempat ini. Tak berhenti di sana, Annisa juga menyatakan keinginannya lebih jauh untuk menyebarkan manfaat bagi kampus.
“Sebagai orang yang pada awalnya belum pernah berkecimpung dalam organisasi, sulit rasanya untuk bergerak, bekerja sama, bahkan melawan malu untuk berbicara. Tetapi, saya kemudian berkomitmen untuk berkembang dan memberikan kontribusi untuk kampus ini sebelum saya lulus”, ujar Annisa.
Sejumlah Prestasi dan Pengalaman Exchange
Mahasiswi yang satu ini juga memiliki passion besar terhadap dunia olahraga sehingga tak heran minatnya tersebut membantunya menuai sejumlah prestasi. Prestasi yang Annisa raih di bidang olaraga diantaranya juara 2 lari estafet 4x400m, juara 3 lari estafet 4x100m dan juara 3 lari cepat 800m dalam ajang UIAC (University of Indonesia Athletic Championship) pada tahun 2016.
Di samping olahraga, Annisa juga sempat mengikuti short term exchange program selama 3 hari ke Malaysia di tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Scholarion Malaysia. Dalam program exchange yang bertema Masyarakat Ekonomi Asean, Annisa belajar banyak mengenai keanekaragaman budaya, ekonomi dan sosial antara Malaysia dan Indonesia. Menurut pengalamannya, masyarakat di sana cukup heterogen yaitu tercermin dari keberadaan etnis Malay, India dan China. Walaupun begitu, terdapat keharmonisan sosial yang terjaga terlihat dari pekerjaan yang mereka lakukan secara bersamaan dan sikap saling membantu satu sama lain. Selain itu, berdasarkan infrastruktur dan pemerintahan yang ada, Malaysia juga sangat kental akan religi, terutama Islam.
Program pertukaran pelajar merupakan pencapaian jangka panjang yang Annisa dapatkan selama berkuliah yang jarang diperoleh oleh kebanyakan mahasiswa. Annisa pun merasakan banyak manfaat atas pengalamannya yang luar biasa tersebut.
“Bagi saya, pergi ke luar negeri merupakan kesempatan terbesar. Selain belajar mengenai keanekaragaman budaya, di sana saya juga bisa mengembangkan diri dan membangun jaringan bersama teman-teman baru dari universitas lain”, jelas Annisa.
Kunci Keberhasilan Annisa
Pengalaman dan prestasi Annisa tidak lepas dari keteraturannya dalam membagi waktu antara kegiatan kemahasiswaan dan akademik. Dalam keberjalanannya, Annisa pun memegang teguh prinsip nothing to lose dimana tantangan dan konflik yang ia hadapi justru membantunya menjadi lebih kuat dan berkembang, baik dari segi mental maupun ilmu. Annisa juga menyatakan dua hal yang menjadi kunci utama keberhasilannya yaitu minat dan ikhlas. Menurutnya, berpegang teguh pada kedua hal tersebut dapat membawa kebermanfaatan lebih yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Minat diperoleh setelah ia mencoba berbagai kegiatan kemahasiswaan dan keikhlasan didapatkan melalui tujuan yang dicapai di masa mendatang. Di samping itu, fokus dan komitmen menjadi hal penting untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari sekedar hanya menjalankan berbagai kegiatan.
Seleksi PILMAPRES 2018 sebagai Sarana Menuangkan Ide
Selain membagikan pengalamannya, Annisa juga bercerita mengenai seleksi mahasiswa berprestasi di tingkat SITH-ITB yang merupakan capaian terbesar baginya di tahun 2018. Baginya, seleksi ini merupakan kesempatan besar dalam mengajukan gagasan-gagasannya. Pada seleksi yang dilaksanakan tanggal 28 Februari 2018 lalu, Annisa memaparkan presentasi karya tulis ilmiah mengenai sistem pertanian berkelanjutan yang terintegrasi, dengan Sorghum sebagai pangan utama dan hewan ternak sebagai komponen pendukungnya. Fokus area dalam karya tulis ini ialah bagian Indonesia Timur dimana penduduknya pernah mengonsumsi sorghum sebagai pangan utama. Namun, pola konsumsi tersebut mengalami perubahan ketika masyarakat mulai dikenalkan beras dan jagung walaupun sulit dibudidayakan pada lahan yang ekstrim tersebut. Oleh karena itu, budidaya sorghum sebagai komoditas yang tahan terhadap lingkungan ekstrim dapat menjadi nilai tambah yang potensial diterapkan pada lahan dengan kualitas rendah. Lalu, produksi biomassa sorghum yang diiringi dengan faktor produksi tepat diharapkan dapat mencukupi kebutuhan makanan di Indonesia Timur. Sistem penanaman sorghum dilakukan dalam suatu kompleks agroekosistem yang mengintegrasikan beberapa tanaman lain secara tumpangsari dan peternakan sapi sehinga mendukung pertanian berkelanjutan. Adapun sistem tumpang sari akan memberikan efek alelopati terhadap gulma disekitarnya sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma dan mengurangi input herbisida.
Gagasan yang diajukan Annisa ternyata dapat menjawab masalah Zero Hunger yang merupakan poin ke-2 dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang diusung UNDP (United Nations Development Programme). Selain itu, sistem tersebut juga dapat menjawab beberapa poin lain diantaranya poin 1 (No Poverty), 3 (Good Health and Well Being), 7 (Afforfable and Clean Energy), 8 (Decent Work and Econoomic Growth), 11 (Sustainable cities and Communities), 12 (Responsible Consumption and Production) dan 13 (Climate Action). Atas idenya tersebut, Annisa terpilih menjadi Juara 3 Mahasiswa Berprestasi tingkat SITH.
Di akhir seleksi mahasiswa berprestasi tahun ini, Annisa pun mencurahkan sedikit kesan dan harapannya.
“Dalam seleksi PILMAPRES, usaha yaitu waktu, pikiran, dan tenaga yang saya keluarkan tidak terbuang sia-sia dan saya bangga akan pencapaian tersebut. Saya berharap prestasi ini dapat menjadi batu loncatan saya untuk berkarya lebih kedepannya”, tuturnya.[:en]Author : Fakhira Rifanti Maulana, S.T.
At the commencement of 2018, the Agriculture Engineering major participated in the series of the national election of high achiever student, organized by the Ministry of Research, Technology and Higher Education (Kemenristekdikti). After going through a multitude of selection processes, Annisa Marwah Zulkarnain was chosen as the 2018 high achiever student of the Agriculture Engineering major.
Contribution to the Campus
Annisa Marwah Zulkarnain is a student of Agriculture Engineering major batch 2015 with a high passion towards innovation and development. Born in Jakarta, 25th November 1997, she is concerned over today’s youth that tends to be passive. That concern is the root for her interest in the millennials youth programs and her involvements in activities surrounding that topic. As soon as she got into collage, Annisa took part in some organizations and committees such as the Students’ Body Cabinet (Kabinet Keluarga Mahasiswa or KKM) ITB, Grand Election Campaign (Kampanye Pemilu Raya or PEMIRA) KM ITB, ITB Graduations and INTEGRASI ITB, her campus orientation event. In 2016, she stepped further by running for the 2016 head election for the Council of Rekayasa Pertanian Students ‘Agrapana’ ITB. For Annisa, the experience and knowledge obtained from her activities in her freshman year have pushed her to learn more about organizations. Currently, Annisa interest toward her central campus issue draw her to join the Senator Team HIMAREKTA ‘Agrapana’ ITB. She hoped that she can continue to explore her interest over the system and politics of her campus. She even expressed her deeper wish to bring about more positive effects for her campus.
“As someone who hadn’t had any organizational experience in the past, I initially found it hard to mobilize, cooperate or even to overcome my fear of speaking up. Nevertheless, I made a commitment to develop and contribute to this campus before I graduate,” Annisa said.
Achievements and Exchange Experience
This college student possess a big passion towards sports, which leads her to earn some achievements in that field. She won the second place for the 4x400m sprint relay, third place for 4x100m sprint relay and third place for 800m race in the 2016 UIAC (University of Indonesia Athletic Championship).
Apart from sporting, Annisa also got a chance to take part in the 2018 short term (three days) exchange program to Malaysia, hosted by Scholarion Malaysia. The event raised ASEAN Economic Community as its central theme, letting Annisa learn a lot about the vast cultural, economic and social differences between Malaysia and Indonesia. She noted that Malaysian society is ‘pretty heterogeneous’, as reflected by the coexistence of the Malay, Indian and Chinese ethnicities. The ethnicities exist together in a social harmony as portrayed by their collaboration and acts of helping each other out. Apart from being heterogeneous, Malaysian infrastructure and governance seems to be deeply entangled by its religious (specifically Islamic) culture.
The student exchange program was a long-term achievement – something that Annisa earned and rarely achieved by her fellows. Annisa admitted that she enjoyed many benefits of that marvelous experience.
“For me, getting the chance to go abroad is the biggest opportunity I could take. Not only I’ll be able to learn about cultural diversities, I’ll also be able to develop myself and create links with new friends from many other universities,” Annisa explained.
Annisa’s Key for Success
Annisa’s vast experiences and achievements shouldn’t be regarded separately from her discipline of managing her time between students and academic activities. She holds to the principle of nothing to lose, whereas challenges and conflicts will only help her to flourish and get stronger, in terms of knowledge and mental capacity. If any, her two other key for success are passion and sincerity. For her, sticking to those two keys will bring about many unimaginable benefits. She develop ‘passion’ after trying out numerous students activities, while sincerity was obtained by having her future goals set. She also mentioned ‘focus’ and ‘commitment’ as being required to achieve a better result than merely working through many activities.
The PILMAPRES 2018 Selection as the Channel for Ideas
Aside from sharing her experiences, Annisa also narrated the moments when she had to get through the selection phases of SITH-ITB high achievers’ student, her biggest accomplishment as for 2018. For Annisa, the selction was a promising opportunity to propose her ideas. During the selection in 28 February 2018, Annisa presented her academic paper about ‘the integrated sustainable farming system, utilizing Sorghum as the main food and livestock as the supporting component. Her paper focused on the Eastern Indonesian area, where the population has consumed sorghum as their main staple food. However, the consumption pattern experienced change when the society was introduced to rice and maize, despite being hard to be cultivated in the extreme lands of Eastern Indonesia. The fact that sorghum is resistant to extreme environment just adds up to sorghum’s potential as a cultivated commodity in the lands with low crop quality.
The production of sorghum biomass, if accompanied with the right factors of production, is expected to meet the food need of Eastern Indonesia. This will require the sorghum cultivation system to be done under a complex agrocosystem, integrating some other plants (by intercropping) and a cow ranch to support the sustainable farming. The intercropping system will generate the allelopathy effect towards the surrounding weed, thereby curtailing the growth of weeds and herbicide inputs.
Annisa’s proposed idea turns out to be able to tackle to the Zero Hunger issue, the second point of the Sustainable Development Goals (SDGs) as raised by the UNDP (United Nations Development Programme). Her system also helped to address some other points, such as point no 1 (No Poverty), 3 (Good Health and Well Being), 7 (Affordable and Clean Energy), 8 (Decent Work and Economic Growth), 11 (Sustainable cities and Communities), 12 (Responsible Consumption and Production) and 13 (Climate Action). Annisa was then chosen as the Second Runner Up of SITH’s High Achiever Student for her brilliant idea.
As the selection phase of this year’s high achiever student is coming to an end, Annisa shared her impressions and wishes.
“During the PILMAPRES selection, it came to me that all the efforts I have made such as my time, thought and energy were not wasted away and that I am proud of my achievement. I hope that this achievement will become my milestone to work on bigger things in the future,” she remarked.[:]
No Comments