Enter your keyword

[:id]KangPuj Farm: Integrated Farming System[:]

[:id]KangPuj Farm: Integrated Farming System[:]

[:id]KangPuj Farm: Integrated Farming System[:]

[:id]Penulis: Farhan Ilham Wira Rohmat, 11415014

 

Indonesia kini dihadapkan dengan beberapa masalah utama di bidang petanian dan pangan, yaitu kebutuhan pangan yang meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat pula dan berkurangnya lahan yang dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian. Akibatnya, pangan harus dihasilkan melalui pertanian dengan metode lain. Pilihan berada pada pertanian berbasis non-lahan dan pertanian yang mengoptimalisasi lahan sempit. Namun, kedua pilihan tersebut harus mampu menghasilkan pangan dengan jumlah yang cukup dan kualitas yang baik.

Terispirasi dari permasalahan di atas salah seorang alumni Sekolah Farmasi (SF) ITB, Puji Hatmoko, tergerak untuk mengembangkan sebuah pertanian dengan sistem yang terintegrasi dengan memanfaatkan lahan terbatas namun produksinya cukup tinggi dan mampu memberdayakan masyarakat sekitarnya (Gambar 1). Pemuda asal Rancaekek Kabupaten Bandung ini kemudian mendirikan sebuah pertanian yang diberi nama KangPuj Farm pada bulan Desember 2016 lalu.

 

Gambar 1. Puji Hatmoko, CEO KangPuj Farm, menunjukkan produk ikan lele segar KangPuj Farm yang telah dikemas dalam kemasan plastik.

 

Konsep yang dibawakan oleh KangPuj Farm sangat sederhana, yaitu membuat sistem pertanian terintegrasi yang memadukan beberapa aspek pertanian seperti pertanian sayuran hidroponik (kangkung dan bayam), perikanan (ikan lele), dan peternakan (lalat Black Soldier Fly, BSF) di atas lahan yang sebelumnya tidak produktif (Gambar 2 dan 3). Limbah yang dihasilkan dari kolam lele dialirkan menuju unit water treatment untuk diolah, kemudian dialirkan menuju bak hidroponik dengan sistem rakit apung. Sisa-sisa produksi hidroponik serta sampah organik rumahan kemudian dikumpulkan, dicacah, dan dimanfaatkan untuk diolah oleh larva BSF berumur 1 minggu. Larva BSF dengan ukuran yang lebih besar (sekitar umur 3-4 minggu) kemudian digunakan untuk pakan alami ikan lele pengganti pakan komersial, sebagian disisihkan untuk dikembangbiakkan menjadi lalat BSF dewasa yang akan menghasilkan telur BSF dan kemudian ditetaskan menjadi larva BSF kembali.

Gambar 3. Bayam Hijau dan Bayam Merah pada instalasi hidroponik rakit apung.

 

Gambar 3. Larva BSF milik KangPuj Farm.

 

“Hal yang membedakan konsep Integrated Farming System KangPuj Farm adalah menjadi solusi bagi para peternak ikan untuk menghasilkan pakan alami secara mandiri untuk membantu mengurangi kebutuhan pakan komersial yang semakin hari semakin mahal serta membantu petani agar lebih mandiri,” Ujar Kang Puji, sapaan akrab Puji Hatmoko.

Selain berfokus pada produksi pangan, KangPuj Farm juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan berbagai sosialisasi kepada masyarakat sekitar serta memberdayakan tenaga masyarakat sekitar pada proses produksi on-farm dan off-farm dan pada proses pemasarannya. KangPuj Farm juga berusaha mengedukasi masyarakat untuk mulai memberdayakan lahan yang tidak terpakai atau tidak produktif yang mereka miliki.

“Ketika banyak yang konsultasi, saya terbuka untuk sharing dan saya mempersilakan temen-temen untuk menggunakan sistem pertanian yang KangPuj Farm gunakan supaya petani mandiri,” Ucapnya. Kemudian beliau menutup dengan pernyataan yang sangat menarik dan berkesan, “Selama manusia belum bisa makan plastik, belum bisa mengonsumsi kertas, belum bisa mengunyah batu, maka kita masih butuh petani, peternak, dan nelayan.”

 

Sumber:

  • Puji Hatmoko, CEO KangPuj Farm
  • Channel Youtube KangPuj Farm

[:]

en_USEnglish
X